bokep barat, bokep indo, bokep indo viral, bokep jepang, bokep indo terbaru, kontol besar, tete besar, porno, bokep tante, bokep tante viral
bokep barat, bokep indo, bokep indo viral, bokep jepang, bokep indo terbaru, kontol besar, tete besar, porno, bokep tante, bokep tante viral
Blog Article
Suatu hari di suatu sekolah menengah atas tepatnya di ruang kepala sekolah tampak seorang pria berumur 45 tahun sedang merenung, entah apa yang sedang dia pikirkan. Wajahnya tampak gelisah, dengan raut muka serius duduk di belakang meja kerjanya yang nyaman.
Namanya Pak Risman Kusbiantoro, berkulit sawo matang berperawakan tinggi dengan perut yang agak buncit. Sudah dua tahun Pak Risman menjadi kepala sekolah di SMA tersebut. Namun entah mengapa baru hari ini dia mulai berpikir mesum.
“Mungkin ini gara-gara movie porno yang aku tonton tadi malam”, begitulah pikirnya.
Sejak pagi tadi Pak Risman tidak hentinya berpikiran jorok ketika bertemu dengan para guru-guru perempuan di sekolah tersebut.
“Aku rasanya ingin sekali mencicipi tubuh-tubuh captivating mereka” kata-kata itu selalu muncul ketika Pak Risman bertemu dengan para Expert perempuan di sekolah itu yang rata-rata masih muda.
Hingga suatu saat dia mulai tersenyum, terbersit dalam pikirannya bagaimana cara untuk bisa menikmati para guru tersebut. Dia mulai berpikir jika kekuasaan yang dia miliki di sekolah itu bisa dia jadikan senjata untuk mengajak para Expert wanita di sekolah tersebut naik ranjang.
Jam istirahat sekolah telah tiba dengan ditandai bunyi nyaring bel tanda istirahat. Murid-murid berhamburan menuju kantin sekolah, begitupun para guru mulai berkumpul di ruangan kantor Expert. Begitupun tak ketinggalan dengan Bu Ernita, seorang guru honorer mata pelajaran bahasa inggris di sekolah itu, berusia 28 tahun, berperawakan tinggi langsing, berkulit putih dengan rambut sebahu yang biasanya disanggul kalau sedang mengajar, tak ketinggalan kacamata yang menambah anggun wajahnya.
Hari itu Bu Ernita tengah berbincang dengan sesama rekannya di kantor Expert. Ada Pak Hamdan dari bagian kurikulum dan juga Bu Astri yang mengajar mata pelajaran matematika. Ketika sedang asik berbincang-bincang datanglah Mang Yono yang merupakan penjaga sekolah di sekolah tersebut.
“Maaf ganggu nih, Bu Ernita dipanggil sama Pak Risman katanya bu” Mang Yono langsung memotong pembicaraan mereka.
“Wah ada apa ya mang? Tumben nih Pak Risman panggil saya” sahut Bu Ernita dengan senyuman manisnya.
“Waduh bu,saya juga kurang tau” jawab Mang Yono sambil garuk-garuk kepala cengengesan namun matanya tanpa disadari guru-Expert yang ada disitu tengah melirik gumpalan payudara Bu Ernita yang walaupun tertutup baju seragam mengajarnya tetap terlihat membusung menggemaskan.
“Hmmm…baik Mang saya sebentar lagi ke sana” sahut Bu Ernita sambil kemudian berpamitan kepada Bu Astri dan Pak Hamdan.
“Tok…tok…tok..” Pintu ruangan kepala sekolah itu diketuk dari luar, sesaat kemudian masuklah seorang wanita cantik berseragam abu-abu khas pengajar dan rambut disanggul dengan kacamata yang menghiasi wajahnya.
“Oh…Bu Ernita, mari silakan duduk bu” suara berat menyambutnya.
“Bapak panggil saya ada keperluan apa ya?” sahut Bu Ernita sambil duduk di depan meja kepala sekolah tersebut.
“Eh anu bu ada hal penting yang harus saya sampaikan sama ibu dan rekan-rekan lainnya, nanti akan saya panggil satu persatu” kata Pak Risman dengan nada bicara dibuat seberwibawa mungkin.
“Oh…hal penting apa pak?” Bu Ernita tampak penasaran.
Pak Risman mulai menjelaskan tentang hal yang harus dia sampaikan kepada para guru khususnya para guru honorer di sekolah tersebut. Menurutnya pihak yayasan sudah memberikan keputusan jika di sekolah tersebut harus mulai berhemat dalam segi pengeluaran, yang berimbas terhadap pengurangan employees pengajar.
“Jadi artinya saya diberhentikan pa”? Bu Ernita mulai bertanya.
“Bisa ya bisa juga tidak” jawab Pak Risman tenang.
“Jadi bagaimana Pa?” Bu Ernita mulai penasaran.
“Saya akan menyeleksi para guru disini bu, karena saya diberi wewenang dalam mengambil keputusan itu” jawab Pak Risman dengan jumawa.
Lalu Pak Risman mulai menjelaskan secara mendetail tahapan-tahapan seleksi tersebut, bagaimana cara penilainnya dan sebagainya. Bu Ernita tampak serius mendengarkan penjelasan dari Pak Risman, hingga suatu saat bu Ernita mulai penasaran dengan apa yang dikatakan kepala sekolah tersebut.
“Tapi jika ibu tak keberatan saya punya cara lain agar ibu bisa lolos seleksi dan tetap mengajar di sekolah ini” itulah kata-kata terakhir dari penjelasan pak Risman yang panjang lebar.
Dengan penasaran dan wajah bersinar bu Ernita pun bertanya, “apa itu pa?”.
“Ibu harus mau tidur dengan saya” jawab pak Risman dengan tenang dan senyum menjijikan.
Bagai petir di siang bolong bu Ernita mendengar kata-kata itu, ia tak menyangka jika orang yang selama ini ia anggap sangat terhormat bisa berkata semenjijikan itu.
“Jangan harap itu terjadi Risman” ucap Expert bahasa inggris tersebut dengan nada tinggi dan amarah yang menggebu. “Ternyata anda sangat menjijikan” lanjutnya.
Namun amarah bu Ernita ditanggapi dengan sangat tenang oleh pak Risman, ia telah mengantisipasi jika hal itu akan terjadi.
“Hmmm…baik kalau itu mau bu Ernita, saya tidak apa-apa jika ibu menolak” ungkapnya dengan tenang.
Lalu sambil beranjak dari tempat duduknya dia memaparkan semua kemungkinan yang akan terjadi jika ajakannya itu mendapat penolakan.
“Saya tidak apa-apa bu, silahkan ibu mengikuti seleksi akan tetapi saya pastikan kalau ibu akan jadi orang pertama yang saya nyatakan gagal” ungkapnya dengan senyum memuakan. “Silahkan ibu pikirkan kembali”.
Bu Ernita tampak merenung, pikirannya kacau balau. Ia mulai memikirkan masa depannya, bagaimana keluarganya, anak semata wayangnya yang baru berusia empat tahun, dan suaminya yang saat ini tengah menganggur akibat terkena PHK dari tempatnya bekerja.
“Siapa yang akan menafkahi keluargaku?” Pikirnya.
Pikiran bu Ernita seketika buyar ketika mendengar bel tanda masuk berbunyi. Tanpa ia sadari sudah 1 jam ia berada di ruangan kepala sekolah mesum ini.
“Bagaimana bu Ernita? Mau terima tawaran saya atau anda akan mengikuti seleksi yang sia-sia itu?” Tanya pak Risman dengan senyum yang menjijikan. “Silahkan ibu kembali mengajar, saya tunggu sepulang sekolah disini ya bu” ujarnya dengan masih mengembangkan senyum khasnya.
Dengan penasaran dan wajah bersinar bu Ernita pun bertanya, “apa itu pa?”.
“Ibu harus mau tidur dengan saya” jawab pak Risman dengan tenang dan senyum menjijikan.
Bagai petir di siang bolong bu Ernita mendengar kata-kata itu, ia tak menyangka jika orang yang selama ini ia anggap sangat terhormat bisa berkata semenjijikan itu.
“Jangan harap itu terjadi Risman” ucap guru bahasa inggris tersebut dengan nada tinggi dan amarah yang menggebu. “Ternyata anda sangat menjijikan” lanjutnya.
Namun amarah bu Ernita ditanggapi dengan sangat tenang oleh pak Risman, ia telah mengantisipasi jika hal itu akan terjadi.
“Hmmm…baik kalau itu mau bu Ernita, saya tidak apa-apa jika ibu menolak” ungkapnya dengan tenang.
Lalu sambil beranjak dari tempat duduknya dia memaparkan semua kemungkinan yang akan terjadi jika ajakannya itu mendapat penolakan.
“Saya tidak apa-apa bu, silahkan ibu mengikuti seleksi akan tetapi saya pastikan kalau ibu akan jadi orang pertama yang saya nyatakan gagal” ungkapnya dengan senyum memuakan. “Silahkan ibu pikirkan kembali”.
Bu Ernita tampak merenung, pikirannya kacau balau. Ia mulai memikirkan masa depannya, bagaimana keluarganya, anak semata wayangnya yang baru berusia empat tahun, dan suaminya yang saat ini tengah menganggur akibat terkena PHK dari tempatnya bekerja.
“Siapa yang akan menafkahi keluargaku?” Pikirnya.
Pikiran bu Ernita seketika buyar ketika mendengar bel tanda masuk berbunyi. Tanpa ia sadari sudah one jam ia berada di ruangan kepala sekolah mesum ini.
“Bagaimana bu Ernita? Mau terima tawaran saya atau anda akan mengikuti seleksi yang sia-sia itu?” Tanya pak Risman dengan senyum yang menjijikan. “Silahkan ibu kembali mengajar, saya tunggu sepulang sekolah disini ya bu” ujarnya dengan masih mengembangkan senyum khasnya.bokep jepang